Untuk tahun ini, BTN menargetkan transaksi KPR sebesar Rp5 triliun, di tengah-tengah tertekannya daya beli hunian pada segmen menengah bawah.
KoranProperti.com (Jakarta) – Memasuki akhir semester pertama tahun 2025, daya beli masyarakat terhadap hunian di segmen menengah bawah terus mengalami tekanan dan semakin melemah.
Hal ini menjadi tantangan berat bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, sebagai salah satu bank milik negara yang khusus memberikan pembiayaan di sektor properti melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Vice President Mortgage Loan & Secured Loan Division BTN Sri Soekminiarni mengungkapkan, pihaknya menyadari bahwa daya beli masyarakat masih menjadi tantangan, terutama di segmen menengah bawah.
Oleh karena itulah, BTN memberlakukan program suku bunga KPR khusus (fixed rate) sebesar 3,5 persen selama tiga tahun dan 4,5 persen selama lima tahun.
“Untuk tahun ini, BTN menargetkan transaksi KPR sebesar Rp5 triliun hingga akhir tahun, melalui program KPR khusus. Kami optimistis target ini akan tercapai” ujar Sri dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Senin (19/5/2025).
BACA INI: Tidak Bertanggung Jawab Kepada Konsumen, BTN Tindak Tegas Pengembang Rumah Subsidi
Adapun nama program KPR khusus yang digelar BTN itu bertajuk “Building Tomorrow Together: 2025 Mass Collaboration Signing Event“.
Strategi lain yang juga dilakukan bank plat merah ini, tambah Sri, BTN melakukan kolaborasi dengan lima pengembang besar yaitu Pakuwon Group, Pondok Indah Group, Metland Group, Sari Kresna, dan Sentul City.
“Selain berkolaborasi dengan lima pengembang besar, kami juga bekerja sama dengan tiga agen properti ternama, seperti Xavier Marks Realty, Century 21, dan Harcourt,” tandas Sri.
Dengan menggandeng pengembang dan agen properti, Sri berharap, strategi ini akan memberikan solusi yang tepat dalam menawarkan hunian idaman kepada masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau.
BTN Bebaskan Biaya Provisi
“Dalam melaksanakan program ini, BTN juga membebaskan biaya provisi dan appraisal untuk transaksi Primary, Secondary, maupun take over. Kami berharap, program ini dapat mempermudah masyarakat untuk memiliki hunian impian dengan harga yang lebih terjangkau,” pungkas Sri.
Untuk memperkuat realisasi program ini, BTN juga melakukan inovasi dengan menghadirkan sales center KPR BTN di 9 kota besar. Tujuannya untuk meningkatkan realisasi KPR Non-Subsidi, khususnya segmen Emerging Affluent.
BTN juga meluncurkan program “Direct to Customer” (D2C) yang diharapkan dapat menjangkau calon nasabah secara lebih luas, memberikan edukasi pasar yang lebih kuat, dan mempercepat proses KPR.
“BTN sudah bekerja sama dengan sekitar 100 instansi dari berbagai sektor,” ungkap Sri.
Di sisi lain, Head of Sales & Marketing Pakuwon Group Andrias Tambayong menilai, masyarakat dipastikan akan tertarik dengan program KPR khusus yang digelar BTN.

“Program ini sangat menarik bagi masyarakat untuk memiliki hunian berkualitas dengan harga terjangkau, termasuk proyek apartemen ready stock mereka,” kata Andrias.
Sementara itu, Vice Director of West Region Xavier Marks Realty Erwin Suwandono melihat, kolaborasi BTN dengan pengembang dan agen properti dalam pemasaran KPR khusus merupakan langkah cerdas yang akan berdampak positif pada peningkatan transaksi hunian.
“Dengan suku bunga KPR khusus yang bersahabat, BTN telah membuktikan bahwa mereka akan menjadi bank pilihan utama bagi masyarakat untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah yang layak huni dengan harga terjangkau,” ujarnya.
BACA INI: 120 Ribu Rumah Tak Miliki Sertifikat, Bank BTN Blacklist Pengembang KPR Subsidi
Dalam pemberitaan sebelumnya, BTN juga optimistis hingga akhir tahun 2025 ini, aset perseroan bakal tembus hingga Rp500 triliun. Hal ini seiring dengan perolehan aset BTN hingga akhir 2024 sebesar Rp469,61 triliun yang naik 7 persen dibandingkan tahun 2023 yang hanya sebesar Rp438,75 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan, keyakinannya bahwa aset perseroan bakal tembus Rp500 triliun, karena ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang solid. Sepanjang tahun 2024 lalu, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.
Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5 persen yoy dibandingkan tahun 2023 lalu. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN tumbuh 10,2 persen yoy menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024.
“BTN mencatat, pertumbuhan pesat di bisnis digitalnya terjadi sejak BTN Mobile diperbaharui tahun 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024 lalu, dan meningkat 107 persen yoy ,dibandingkan tahun 2023. Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta di tahun ini,” tutup Nixon.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.
Hotline Redaksi (WA) 0812 8934 9614