• Tentang KoranProperti.com
  • Redaksi KoranProperti.com
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
Koran Properti
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
No Result
View All Result
Koran Properti
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
No Result
View All Result
Koran Properti
No Result
View All Result
Home Liputan Produk

Semen SCG Siapkan 4 Strategi, Dampak Buruk Tarif Resiprokal AS Bagi Industri Semen Nasional

Deen Wawan by Deen Wawan
May 25, 2025
in Liputan Produk
1
Semen SCG

Pabrik semen dan mobil molen SCG (Foto: Ist)

FacebookXLinkedInWhatsApp

Semen SCG tetap bisa berperan sebagai pemain kunci dalam industri semen Indonesia, di tengah-tengah badai perang dagang global yang semakin dahsyat.

KoranProperti.com (Jakarta) – Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) pada April 2025 lalu, telah mengguncang pasar global, sekaligus menjadi dampak buruk bagi industri semen nasional. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Siam Cement Group (SCG) Indonesia telah mempersiapkan empat strategi.

Adapun keempat strategi itu ialah pertama, efisiensi operasional dengan konsolidasi lini produksi, peningkatan efisiensi, penyederhanaan proses dengan otomatisasi robotik.

Kedua efisiensi administratif dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) seperti SA-RA untuk merekam poin penting dalam rapat daring.

Ketiga optimalisasi modal kerja, dan peningkatan penggunaan energi bersih, dan keempat, memperluas portofolio produk.

Manajemen SCG melihat, ekonomi nasional maupun global semakin lesu, sehingga pasar bahan material, terutama semen menjadi tidak stabil.

“Semen SCG tetap bisa berperan sebagai pemain kunci di tengah badai perang dagang global yang semakin dahsyat. Untuk itu, saat ini perusahaan telah menyiapkan empat strategi,” tukas Thammasak Sethaudom President and CEO SCG dalam siaran pers yang diterima koranproperti.com, Sabtu (24/5/2025).

BACA INI: Semen Indonesia dan BTN Kembangkan Rumah Ramah Lingkungan dengan Semen Hijau

Semen SCG sebagai salah satu pemimpin industri regional dengan wilayah operasi di Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Indonesia, secara cermat telah menganalisis dampak langsung maupun tidak langsung dari kebijakan tarif AS ini.

Lebih jauh Thammasak memaparkan, kebijakan AS ini menyasar negara-negara dengan defisit perdagangan signifikan terhadap AS.

“Akibatnya, hal ini bisa memicu ketidakpastian pasar global dan pada akhirnya memaksa International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi hanya 2,8 persen,” paparnya sambil menambahkan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara mitra dagang utama AS, dipastikan turut merasakan dampaknya.

Seperti diketahui, produk impor Indonesia sempat dikenakan tarif sebesar 32 persen. Namun, Pemerintah AS memberikan penangguhan selama 90 hari hingga 9 Juli 2025, untuk memberi ruang negosiasi.

Saat ini, perundingan intensif antara Pemerintah Indonesia dan AS masih terus berlangsung, dan menargetkan menemukan kesepakatan positif, sebelum masa penangguhan berakhir.

Semen SCG
Presiden dan CEO SCG, Thammasak Sethaudom (Foto: Ist)

Sejalan dengan proyeksi global, IMF juga memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 2026, turun dari proyeksi awal 5,1 persen pada Januari 2025.

“Hal ini disebabkan oleh total aktivitas ekspor perusahaan Indonesia untuk AS terhitung hanya 1 persen dari total keseluruhan penjualan pada tahun 2024,” pungkasnya.

Menurut Thammasak, pihaknya tetap mewaspadai dampak tidak langsung yang akan dirasakan setelah masa penangguhan tarif 90 hari berakhir.

Terhadap negara-negara yang terdampak kebijakan resiprokal AS ini, termasuk Indonesia, kemungkinan akan dikenakan tarif berbeda.

Namun demikian, Thammasak tetap optimistis, perang dagang yang memberikan tekanan secara global, akan memberikan peluang bagi industri semen di Indonesia.

“Contohnya tren penurunan harga minyak dunia serta daya beli yang tetap kuat di pasar tertentu untuk produk High Value-Added (HVA), beberapa bahan bangunan produk ramah lingkungan serta produk berkualitas dengan harga terjangkau,” tuturnya.

Permintaan Semen Hijau Meningkat

Seperti diketahui, pada tahun 2024 lalu, segmen pasar semen kemasan di Indonesia mengalami penurunan sebesar 3 persen secara tahunan (year-on-year). Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar disaat meningkatnya kapasitas produksi pabrik semen di Indonesia.

Ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan ini memicu terjadinya overcapacity lantaran volume produksi semen melebihi kebutuhan pasar di Indonesia.

Meskipun terjadi penurunan di segmen semen kemasan, semen SCG melalui anak perusahaannya, SCG Distribution and Retail Indonesia, tetap mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan produk green cement atau semen hijau kemasan di pasar Indonesia tahun 2024 lalu.

BACA INI: Komitmen Keberlanjutan, Produk Semen Ini Raih Sertifikasi GLI dari GPCI

Country Director SCG Indonesia Warit Jintanawan mengatakan, komitmen perusahaan dalam mengembangkan produk semen hijau merupakan bagian dari strategi pertumbuhan bisnis. Perusahaan bertekad menjadi pemimpin dalam distribusi produk bahan bangunan ramah lingkungan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Di tahun 2025 ini, perusahaan fokus untuk menghadirkan material bangunan yang unggul dan berkualitas, sekaligus mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan. SCG menargetkan ekspansi bisnis dan menghadirkan lebih banyak pilihan semen hijau untuk mendorong pertumbuhan penjualan semen SCG secara keseluruhan,” ungkap Warit.

SCG juga terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi bagi kebutuhan pembangunan hijau di Indonesia, di bawah unit bisnis SCG Distribution and Retail Indonesia. Dengan formulasi dan proses yang eco-friendly, SCG terus menciptakan beragam produk semen yang sebelumnya telah memperoleh sertifikasi Green Label dari Green Product Council Indonesia (GPCI).

“Melalui strategi inilah, perusahaan berhasil meningkatkan penjualan semen hijau di pasar Indonesia,” tutup Warit.

Semen SCGSimak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.

Hotline Redaksi (WA) 0812 8934 9614

 

 

 

 

FacebookXLinkedInWhatsApp
Tags: Amerika SerikatBerita PropertiDeen WawanDonald TrumpDunia Berita PropertiDunia PropertiGPCIGreen CementGreen LabelGreen Product Council IndonesiaIMFIndonesiaInternational Monetary FundKambojaKoran Berita PropertiKoranproperti.comLiputan Berita PropertiLiputan ProdukLiputan PropertiMedia Berita propertiMedia Online PropertiMedia PropertiMyanmarPortal Berita PropertiPortal PropertiPropertiSCGSemen HijauSemen SCGSiam Cement GroupTarif Resiprokal ASThailandThammasak SethaudomVietnamWarit Jintanawan
Previous Post

BCA, Lippo dan Ciputra Bikin Kejutan Buat MBR, Begini Ceritanya…  

Next Post

Ada Potensi Moral Hazard Bank Swasta Dalam FLPP Rumah Subsidi, REI Berkomentar Begini…

Next Post
Rumah Subsidi

Ada Potensi Moral Hazard Bank Swasta Dalam FLPP Rumah Subsidi, REI Berkomentar Begini...

Please login to join discussion
  • Tentang KoranProperti.com
  • Redaksi KoranProperti.com
  • Pedoman Media Siber
  • Karir

© 2024 Koran Properti

No Result
View All Result
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
Hotline : (+62) 812 8934 9614
Email : redaksi@koranproperti.com

© 2024 Koran Properti