Bosch menargetkan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 6 hingga 8 persen sampai dengan tahun 2030. Pada kuartal pertama tahun ini, Bosch mencatat peningkatan pendapatan penjualan sebesar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bosch Group tetap menargetkan margin keuntungan sebesar 7 persen pada tahun 2026.
KoranProperti.com (Jerman) – Bosch melanjutkan strategi 2030 untuk memperkuat posisinya meski kondisi pasar menjadi penghambat utama pertumbuhan tahun lalu. Pada tahun 2024, Bosch mencatat pendapatan sebesar 90,3 miliar euro, turun 1,4 persen dibanding tahun sebelumnya (atau turun 0,5 persen setelah disesuaikan dengan efek kurs).
Ketua Board of Management Robet Bosch GmbH, Stefan Hartung mengatakan, di tahun fiskal 2024, Bosch membuat peningkatan penting dalam biaya, struktur, dan portofolio.
Strategi perusahaan tercermin dalam target keuangan Bosch. Dengan asumsi tingkat inflasi normal antara 2 hingga 3 persen, Bosch menargetkan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 6 hingga 8 persen sampai dengan tahun 2030. Pada kuartal pertama tahun ini, Bosch mencatat peningkatan pendapatan penjualan sebesar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bosch Group tetap menargetkan margin keuntungan sebesar 7 persen pada tahun 2026.
Hartung melihat bahwa target ini merupakan tantangan besar, terutama di tengah gejolak global dan meningkatnya persaingan yang signifikan dari kawasan Asia.
“Kami akan terus bekerja keras untuk menata struktur dan efisiensi biaya, serta memperkuat fokus pada unit bisnis yang memiliki potensi keuntungan,” ujarnya.
Untuk memperkuat daya saing, Bosch telah mengumumkan penyesuaian struktural dan pengurangan jumlah tenaga kerja di beberapa area.
Saat ini, Bosch sedang berkomunikasi dengan perwakilan karyawan dan mendorong agar kesepakatan dapat segera dicapai serta proses implementasi dapat dimulai. “Langkah ini dipandang penting agar perusahaan dapat segera memanfaatkan berbagai peluang pasar, termasuk yang muncul secara tak terduga,” ungkapnya.
Investasi 250 Juta Euro Untuk Startup
Bosch memanfaatkan keunggulan dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghadapi transformasi pasar dan teknologi yang sedang berlangsung. Bosch melihat kolaborasi dengan perusahaan startup sebagai pendorong utama pertumbuhan. Sebagai salah satu investor ventura korporat terbesar di Eropa, Bosch meluncurkan dana investasi untuk modal ventura yakni Bosch Ventures sebesar 250 juta Euro.
BACA INI: Luncurkan Produk Teknologi Inovatif, Bosch Laser Hijau Tampil di Konstruksi Indonesia 2024
Keberlanjutan di Tengah Gejolak Ekonomi
Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, Bosch terus menunjukkan komitmennya dengan menetapkan target baru untuk emisi Scope 3 yaitu emisi karbon yang tidak secara langsung dikendalikan oleh perusahaan, seperti emisi dari penggunaan produk oleh konsumen. Hartung menjelaskan bahwa Bosch menargetkan penurunan emisi karbon Scope 3 yang lebih tinggi hingga tahun 2030, yaitu dengan menggandakan target pengurangan dari 15 persen menjadi 30 persen dibandingkan tahun 2018 lalu. “Perubahan iklim tidak akan berhenti hanya karena ekonomi global, keberlanjutan tetap menjadi prioritas utama bagi Bosch,” kata Hartung.
Perkembangan Positif Bosch di Indonesia
Bosch Indonesia menunjukkan perkembangan bisnis yang positif sepanjang tahun 2024. Peluncuran berbagai produk baru ini, mendorong pertumbuhan Bosch secara signifikan. Bosch juga memperluas jaringan distribusi melalui peluncuran toko resmi di berbagai platform e-commerce dan membuka Home Experience Store baru di Jakarta dan Surabaya, memberikan pelanggan kesempatan untuk merasakan langsung produk Bosch juga melakukan konsultasi dengan tenaga ahli.
Bosch memperluas kerjasama dengan beberapa universitas untuk mendorong adopsi teknologi industri 4.0. Bosch juga aktif mendukung transfer pengetahuan kepada pelanggan lokal dan para calon insinyur masa depan. Sebagai wujud komitmen jangka panjang di Indonesia, Bosch meluncurkan program dampak sosial “Bosch Impact for Life.” Program ini dijalankan melalui kolaborasi strategis dengan Foodback of Indonesia (FOI) dan Yayasan Sahabat Anak, dengan tujuan untuk meningkatkan gizi dan mendukung pendidikan anak-anak di berbagai wilayah Indonesia.
Pertumbuhan Peluang Tahun Fiskal 2025
Menyikapi dinamika perdagangan global yang terus berubah, Bosch memandang prospek tahun 2025 ini masih diliputi ketidakpastian. Dampak tarif tambahan serta potensi pengaruh ekonomi dari investasi infrastruktur di Eropa dan Jerman menambah kompleksitas proyeksi. Untuk tahun ini, Bosch memperkirakan pertumbuhan ekonomi global yang cenderung moderat, berkisar antara 2,25 persen hingga 2,75 persen.

Menurut Markus Forschner, anggota dewan direksi sekaligus Chief Financial Officer Robert Bosch GmbH, Bosch perlu bekerja lebih keras untuk mempertahankan efisiensi biaya demi menjaga daya saing, dan mendorong strategi pertumbuhan melalui investasi, inovasi dan akuisisi.
BACA INI: Permintaan Vacuum Cleaner Diprediksi Meningkat, Peminatnya Didominasi Penghuni Perumahan
”Bosch juga menegaskan komitmennya untuk terus memperluas strategi regionalisasi yang telah terbukti berhasil. Kedekatan dengan konsumen adalah dan akan selalu menjadi prioritas utama kami,” imbuh Forschner.
Tahun ini, Bosch menargetkan pertumbuhan pendapatan penjualan sebesar 1 hingga 3 persen meskipun tantangan pasar utama yang lemah diperkirakan akan mewarnai lingkungan bisnis. Margin EBIT dari operasional diproyeksikan akan meningkat signifikan dibandingkan tahun 2024, meskipun laba diperkirakan masih akan terpengaruh oleh besarnya investasi awal untuk teknologi masa depan serta penyesuaian struktural yang sedang berjalan.
Forschner menyampaikan bahwa apabila rencana akuisisi sebagian bisnis Johnson Controls dan Hitachi berjalan sesuai target dan selesai pada pertengahan tahun ini, Bosch memproyeksikan pertumbuhan total penjualan di tahun 2025 akan meningkat sebesar satu hingga dua persen. Dampak konsolidasi secara penuh dari akuisisi ini baru akan terlihat pada laporan keuangan tahun 2026.
Inovasi Perangkat Lunak dan Hidrogen
Pada sektor bisnis mobilitas, Bosch melihat perkembangan dalam bidang elektrifikasi kendaraan, hidrogen dan kendaraan berbasis perangkat lunak sebagai pendorong utama pertumbuhan. “Masa depan mobilitas akan ditentukan oleh perangkat lunak -dan kami ingin berada di garis depan sebagai mitra bagi para produsen otomotif,” ujar Hartung.
Dalam bidang elektromobilitas, Bosch akan mulai memproduksi 50 proyek baru di tahun ini, terutama di Eropa dan Tiongkok. “Salah satu teknologi masa depan yang krusial adalah mesin berbahan bakar hidrogen,” lanjut Hartung.
Dalam pameran Hannover Messe, Bosch memperkenalkan Hybrion Stacks, yang merupakan komponen utama dari pabrik elektrolisis untuk memproduksi hidrogen. Perusahaan memproyeksikan bahwa pasar ini akan memberikan kontribusi penjualan hingga miliaran euro pada tahun 2030.
Bisnis Consumer Goods Bosch
Bosch melihat kebutuhan baru konsumen sebagai peluang pertumbuhan penting bagi lini bisnis consumer goods kendati kondisi ekonomi masih lesu. Fokus utama Bosch dalam kategori Power Tools adalah memperluas lini produk nirkabel (cordless) termasuk cordless hidrolik. “Bosch secara signifikan telah meningkatkan jumlah peluncuran produk pada tahun 2024,” ujar Hartung.
Menurut Hartung, tahun ini, Bosch akan memperluas ekspansinya dengan meluncurkan sekitar 90 produk baru untuk power tools. Di sisi lain, Bosch mengadopsi the new Matter connection standart untuk produk Home Appliances. Tahun ini, BSH Hausgeräte akan meluncurkan kulkas-freezer pertama yang telah mengadopsi teknologi Matter di pasar, sebuah teknologi yang memungkinkan konektivitas lintas merek yang cepat, mudah, dan aman.
Teknologi Industri Manufaktur
Dalam lini teknologi industri, Bosch memproyeksikan pemesanan akan kembali stabil dan memiliki target pendapatan sekitar 1 miliar euro dari perangkat lunak dan layanan berbasis software pada awal dekade mendatang. Salah satu langkah untuk mencapai target tersebut adalah peluncuran berbagai layanan digital untuk mempermudah dan mempercepat servis serta pemeliharaan produk hidrolik industri, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan mesin.
Selain itu, otomasi pabrik untuk sektor-sektor pertumbuhan seperti produksi baterai, semikonduktor, dan barang konsumsi akan menjadi fokus lebih lanjut di masa mendatang. Bosch Rexroth baru-baru ini memperkenalkan berbagai inovasi untuk mendukung transisi energi di ajang Hannover Messe. Misalnya, untuk elektrifikasi aplikasi industri dan mobile.
Ekspansi Bisnis HVAC
Pada sektor teknologi bangunan dan energi, Bosch memproyeksikan akuisisi bisnis pemanas, ventilasi dan pendingin udara (HVAC) milik Johnson Control dan Hitachi yang akan mendorong pertumbuhan yang substansial. Di ranah teknologi bangunan, fokus yang lebih kuat pada layanan integrator mulai membuahkan hasil, sementara akuisisi sebelumnya memperkuat bisnis otomasi gedung. Salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan di seluruh sektor ini adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Sebagai contoh, solusi Wildfire Detection dari Bosch memungkinkan deteksi dini kebakaran hutan melalui sensor gas yang menggunakan algoritma AI dan informasi tambahan dari drone.
Performa Bosch Berdasarkan Sektor Bisnis
Seluruh sektor bisnis Bosch terdampak oleh lemahnya perkembangan di pasar inti masing-masing. Di tengah penurunan produksi kendaraan secara global, pendapatan penjualan di sektor bisnis Mobility mencapai 55,8 miliar euro, turun 0,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun jika disesuaikan dengan efek nilai tukar, pendapatan justru tumbuh sebesar 0,2 persen.
Margin EBIT dari operasional tercatat sebesar 3,8 persen (2023 : 4,4 persen). Sektor Industrial Technology mencatat penjualan sebesar 6,4 miliar euro, mengalami penurunan sebesar 13,0 persen atau 12,5 persen setelah disesuaikan dengan efek nilai tukar.
Penurunan ini dipicu oleh turunnya sektor konstruksi dan mesin di pasar utama seperti Eropa, Amerika Utara dan Tiongkok. Margin EBIT sektor ini turun drastis menjadi 1,2 persen (2023 : 9,1 persen). Sektor Consumer Goods mencatat peningkatan pendapatan penjualan sebesar 1,6 persen menjadi 20,3 miliar euro, setara dengan pertumbuhan 2,9 persen setelah penyesuaian nilai tukar. Margin EBIT berada di angka 3,5 persen (2023 : 4,5 persen).
Sementara itu pada sektor Energy and Building Technology mengalami penurunan pendapatan sebesar 2,7 persen atau turun 2,6 persen setelah disesuaikan dengan nilai tukar dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 7,5 miliar euro. Faktor utama penurunan ini disebabkan oleh anjloknya pasar pemanas di Eropa. Margin EBIT sektor ini juga mengalami penyusutan menjadi 4,9 persen (2023 : 9,0 persen).
Bosch mengalami tekanan paling besar di pasar intinya yakni Eropa dengan mengalami penurunan pendapatan penjualan sebesar 4,9 persen atau 4,6 persen setelah disesuaikan dengan nilai tukar menjadi 44,5 miliar euro. Sebaliknya, Bosch mencatat pertumbuhan di wilayah lain di dunia seperti pada kawasan Amerika, pendapatan naik 4,8 persen (5,7 persen setelah penyesuaian nilai tukar) menjadi 17,8 miliar euro dan di kawasan Asia Pasifik meningkat 0,7 persen (2,8 persen setelah disesuaikan nilai tukar) menjadi 28,0 miliar euro.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.