Summarecon Investment Property (SMIP) anak perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) batal melakukan IPO di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), karena kondisi pasar Indonesia yang saat ini dinilai belum kondusif.
KoranProperti.com (Tangerang) – Rencana Initial Public Offering (IPO) anak perusahaan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yaitu Summarecon Investment Property (SMIP) di Bursa Efek Indonesia (BEI) batal.
Kabarnya, bila IPO SMIP ini terlaksana, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan menggondol dana publik segar senilai Rp3 triliun
Seperti diketahui, IPO merupakan proses penjualan saham perusahaan kepada publik di pasar modal. IPO secara otomatis akan mengubah status perusahaan yang pada awalnya tertutup, menjadi terbuka dan dikenal dengan sebutan go public.
Setelah IPO, perusahaan yang sebelumnya hanya dimiliki sekelompok kecil investor (perusahaan tertutup), menjadi perusahaan yang sahamnya dapat diperdagangkan secara bebas oleh publik (perusahaan terbuka).
Tujuan IPO adalah agar perusahaan mendapatkan dana segar yang akan digunakan untuk berbagai keperluan perusahaan, di antaranya untuk ekspansi bisnis atau melunasi hutang.
Sedangkan bagi para investor yang membeli saham perusahaan, berpeluang besar untuk mendapatkan keuntungan secara finansial berdasarkan pertumbuhan bisnis perusahaan yang bersangkutan, karena sudah menjadi bagian dari kepemilikan saham perusahaan.
BACA INI: Menapaki Usia ke 50 Tahun, Pendapatan dan Laba Summarecon Catat Rekor Tertinggi
Dalam lama keterbukaan informasi BEI, Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna mengemukakan, pihak bursa pada tahun 2024 lalu, telah melakukan pemeriksaan ke database internal bursa. Namun, menurutnya, tidak ditemukan bahwa SMIP pernah melakukan pertemuan dengan bursa untuk mendiskusikan rencana IPO.
“Kami sudah melakukan penelusuran ke platform pencarian, dan belum menemukan informasi terbaru, terkait Summarecon Investment Property (SMIP) akan melakukan IPO,” ujar I Gede.
Mengomentari batalnya SMIP menggelar IPO di BEI, Presiden Direktur SMRA Adrianto Pitojo Adi mengatakan, SMIP batal melantai di bursa, karena kondisi pasar Indonesia yang saat ini belum kondusif.
SMRA Realistis Melihat Kondisi Pasar
“Kami sangat antusias untuk melakukan IPO, tapi kami juga harus realistis melihat kondisi pasar sekarang ini,” ujar Adrianto saat public expose SMRA, Kamis lalu (12/6/2025).
“Jadi, kami belum bisa memberikan info, kapan dan kelanjutan seperti apa terkait IPO SMIP di BEI, namun kami akan terus mengamati kondisi pasar,” ujar Adrianto.
Bahkan, kabarnya pihak Summarecon Investment Property sudah menunjuk CLSA sebagai lead underwriter IPO di BEI.
Dalam pemberitaan koranproperti.com sebelumnya, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (12/6/2025).

Dalam RUPST tersebut dilaporkan bahwa SMRA mencatatkan kinerja keuangan positif, sekaligus mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan dalam Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2024.
Sepanjang tahun 2024, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,62 triliun atau meningkat 59,5 persen dan laba bersih perseroan mengukir rekor tertinggi sebesar Rp1,84 triliun, meningkat 74,2 persen, dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA INI: Menggoda Investor! Summarecon Luncurkan Area Komersial Premium Gading Serpong
Dalam RUPST tersebut, Adrianto mengatakan pihaknya bersyukur atas pencapaian luar biasa itu, karena bertepatan dengan usia Summarecon yang ke 50 Tahun.
“Kami optimistis akan terus berkarya menyongsong Indonesia Emas seiring dengan kepercayaan pasar terhadap produk-produk yang kami kembangkan,” ujarnya.
Adrianto menambahkan, Summarecon berkomitmen untuk terus memperkuat bisnis inti, melalui penerapan strategi yang adaptif, selaras dengan dinamika dan kebutuhan pasar yang terus berubah, melalui peluncuran produk-produk inovatif sehingga bisa diterima dengan baik oleh konsumen.
Untuk unit Pengembangan Properti (Property Development) yang meliputi penjualan hunian dan komersial, mencatatkan pendapatan Rp7,50 triliun pada 2024, meningkat sebesar 86 persen dari tahun sebelumnya Rp4,04 triliun.
Sementara itu, Director & Corporate Secretary SMRA Lydia Tjio mengatakan, keputusan pembagian dividen tunai tahun 2024 sebesar Rp148,57 miliar atau setara dengan Rp9 per lembar saham, telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Sahan Tahunan (RUPST).
Menurut Lydia, Dividen Payout Ratio (DPR) SMRA mencapai 10.84 persen dari laba perseroan yang didapat dan diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp1,37 triliun.
Menurut Lydia, pembagian laba tersebut mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
“Sisa laba bersih sebesar Rp1,67 trliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Sementara itu, Rp18,38 miliar disisihkan sebagai dana cadangan, sesuai ketentuan pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas,” tutup Lydia.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.