Bosch menghadirkan lini produk terbaru, sebagai upaya untuk mendukung teknisi agar bekerja lebih aman dan produktif.
KoranProperti.com (Jakarta) – Bosch Indonesia melalui Divisi Power Tools resmi meluncurkan alat penguji tegangan listrik-non kontak GVD 1000-17 profesional dan alat manual berinsulasi bersertifikasi VDE, dalam gelaran Electrical & Power Indonesia 2025 yang dimulai dari tanggal 17 sampai 20 September 2025 mendatang, di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat.
Country Business Director Bosch Power Tools Indonesia Edwin Irawan mengatakan, teknisi listrik di lapangan seringkali menghadapi instalasi beragam dalam tenggat waktu yang ketat. Untuk itu, mengandalkan peralatan yang aman dan sesuai standar keselamatan, menjadi cara terbaik untuk menjaga efisiensi sekaligus meminimalkan risiko kecelakaan.
“Atas dasar kebutuhan itulah, Bosch menghadirkan lini produk terbaru, sebagai upaya untuk mendukung teknisi agar bekerja lebih aman dan produktif,” ujar Edwin.
Edwin memaparkan, dukungan alat penguji tegangan yang andal dan alat manual berinsulasi yang teruji, memungkinkan pekerjaan kompleks ditangani dengan lebih mudah, sehingga kualitas dan hasil tetap terjaga di setiap proyek.
BACA INI: Luncurkan Produk Teknologi Inovatif, Bosch Laser Hijau Tampil di Konstruksi Indonesia 2024
“Alat penguji ini dirancang fleksibel, tangguh & adaptif di berbagai kondisi, sekaligus aman digunakan. Perlindungan IP67 membuatnya tahan terhadap debu, perendaman air, hingga benturan dari ketinggian dua meter,” urai Edwin.
Bosch membekali alat penguji tegangan listrik-non kontak GVD 1000-17 Profesional dengan kemampuan mendeteksi tegangan dari 24 V hingga 1.000 V AC, dengan sensitivitas khusus pada 24 V untuk memastikan hasil pengukuran tetap presisi dalam berbagai situasi.
Dalam kesempatan yang sama, Marketing Manager for Measuring Tools Bosch Indonesia Kevin Krisna Sadeli menjelaskan, GVD 1000-17 Profesional juga memiliki peringkat keamanan CAT IV 1000 V, menandakan standar keamanan tertinggi untuk alat ukur listrik yang mampu menangani tegangan hingga 1.000 volt.
36 Alat Manual Bosch
“Perangkat ini dilengkapi indikator ujung yang menyala dalam warna merah, oranye, atau hijau, serta disertai bunyi bip dan getaran, sehingga teknisi dapat mendeteksi adanya tegangan dengan lebih jelas dan meminimalkan risiko kesalahan di lapangan.” Jelas Kevin.
Selain itu, tambah Kevin, fitur bawaan seperti senter dan klip sabuk menambah kepraktisan, khususnya saat bekerja di area dengan pencahayaan minim. Sedangkan, fitur self-test otomatis yang dijalankan saat proses pengujian dan verifikasi fungsi perangkat, setelah instalasi setiap lima detik sekali, memastikan alat selalu dalam kondisi siap pakai serta meminimalkan risiko kesalahan operasional.
Dalam gelaran ini, Bosch turut memperkenalkan 36 tipe alat manual berinsulasi bersertifikasi VDE yang mampu memberikan perlindungan hingga 1.000 V tegangan AC (alternating current) dan atau 1.500 tegangan DC (direct current), mengingat sepertiga peralatan teknisi sehari-hari merupakan alat manual.
Seluruh alat ini dirancang untuk meminimalkan risiko sengatan listrik, dan melindungi teknisi dari kontak listrik yang tidak disengaja saat bekerja. Adapun alat itu terdiri dari Obeng insulasi dengan berbagai tipe dan ukuran; obeng minus (slotted), obeng plus biasa (phillips), obeng mata bintang (torx), obeng mata silang dengan garis tipis (pozidriv), dan set kombinasi dengan ukuran berbeda, dengan tester tegangan AC sampai 250 V.
BACA INI: Strategi Bosch 2030, Perkuat Kepemimpinan Dunia Teknologi Berkelanjutan
Marketing Manager Bosch Accessories Indonesia Edwina Fitri Ardlina menuturkan, pemanfaatan alat manual yang sesuai standar keselamatan menjadi kunci untuk mencegah kecelakaan dan mengurangi risiko kerja, terutama dari risiko bahaya listrik.
“Produk ini hadir dengan desain ergonomis dan warna merah-kuning khas untuk meminimalkan risiko sengatan listrik dan melindungi teknisi dari kontak listrik yang tidak disengaja, menjaga efektivitas kerja, terlebih di proyek yang menuntut keselamatan tinggi,” tukas Edwina.
Perlu diketahui, pada tahun 2024 lalu, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 462.241 kasus, dengan sektor konstruksi sebagai salah satu penyumbang terbesar.
Sementara itu, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 memproyeksikan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja baru di bidang kelistrikan.
Kondisi ini menegaskan pentingnya penggunaan peralatan yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan perlindungan yang memadai bagi pekerja lapangan, khususnya dalam pekerjaan kelistrikan yang berisiko tinggi.
Simak dan ikuti terus perkembangan berita terbaru dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.
