• Tentang KoranProperti.com
  • Redaksi KoranProperti.com
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
Koran Properti
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
No Result
View All Result
Koran Properti
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
No Result
View All Result
Koran Properti
No Result
View All Result
Home Liputan Khusus

Pasar Apartemen dan Kondominium 2025 Lesu, Bos Summarecon Bilang Begini…

Tim Redaksi by Tim Redaksi
September 13, 2025
in Liputan Khusus
0
Apartemen

President Director PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), Adrianto P. Adhi (Foto: Ist)

FacebookXLinkedInWhatsApp

Pasar apartemen dan kondominium di Jabodetabek dan Pulau Jawa, sampai akhir 2025 ini akan tetap lesu. Sejumlah pengembang apartemen dan kondominium bekerja keras untuk menjual unit ready stock apartemen maupun kondominium, sebelum tutup tahun 2025. Ancaman pengembang akan terlilit utang perbankan sangat besar, sudah di depan mata.

KoranProperti.com (Jakarta) – Menanggapi lesunya pasar apartemen dan kondominium sepanjang tahun 2025 ini, President Director PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Adrianto P. Adhi mengatakan, salah satu penyebabnya ialah karena banyaknya kasus apartemen mangkrak, sehingga membuat konsumen ragu untuk melakukan pembelian unit.

“Pasar properti high rise lesu, karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa tinggal di rumah tapak, dan ini sudah membudaya. Faktor lainya lagi, yaitu besarnya biaya layanan dan pengelolaan apartemen, seperti IPL yang ikut berkontribusi menurunkan minat masyarakat tinggal di hunian vertikal,” tandas Adrianto.

Senada dengan Adrianto, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto juga mengungkapkan, meskipun ada upaya menstimulasi pasar, melalui penurunan suku bunga perbankan, namun permintaan apartemen tetap lesu.

Sementara itu Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Yunus Karim menilai, banyak investor melihat apartemen belum memberikan imbal hasil yang menarik. Tingginya biaya Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) apartemen, menjadi salah satu penyebab utama yang membuat pasar apartemen tidak menarik, karena sangat memberatkan penghuni.

Lebih jauh Yunus memaparkan, dalam kuartal kedua tahun 2025, tidak ada satu pun proyek apartemen baru yang diluncurkan. Total penjualan unit baru sepanjang semester pertama hanya 78 unit. Angka ini kontras dengan era tahun 2013 sampai 2014 yang bisa menembus 20 ribu unit per tahun dalam penjualan apartemen.

BACA INI: Sambut Anniversary 50 Tahun, Summarecon Gelar Bedah Fasum Sekolah dan 500 Rumah Secara Serentak

“Pada semester pertama tahun 2025, kami mencatat hanya ada penjualan sekitar 150 (unit),” ujar Yunus sambil mengungkapkan bahwa pasar apartemen lesu, karena permintaan terbatas. Pembelian paling banyak berasal dari end user.

Menyambung pernyataannya, Adrianto menyebut, lesunya pasar apartemen dan kondominium tidak mengganggu kinerja marketing sales Summarecon. Menurutnya, kelesuan pasar apartemen masih dalam kondisi yang wajar dan tidak mengganggu fundamental perseroan.

Faktor Oversupply Apartemen

“Produk properti high rise SMRA masih tetap jalan, karena suplai apartemen milik Summarecon tinggal sedikit. Penjualannya juga masih berjalan kok,” kata Adrianto usai mengikuti agenda Indonesia Summit 2025, belum lama ini di Jakarta.

Menurut Adrianto, faktor oversupply juga ikut mendukung lesunya pasar apartemen dan kondominium. Banyak pengembang membangun apartemen, tapi tidak terjual atau tidak jadi dibangun, dan itu membuat kepercayaan pasar apartemen menurun,” pungkas Adrianto.

Apartemen
Ilustrasi: Salah satu Apartemen di Jabodetabek (Foto: Ist)

Untuk mendukung daya dorong pasar apartemen, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, Kementerian Keuangan telah menerapkan kebijakan dan insentif yang dapat mendukung minat masyarakat untuk membeli apartemen. Salah satunya adalah rencana pembangunan 1 juta apartemen di kota setiap tahun, lewat program 3 juta rumah.

Pemerintah juga melanjutkan program insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100 persen untuk apartemen dengan harga sampai Rp2 miliar hingga 30 Juni 2025 lalu. Setelah itu, insentif PPN DTP diberikan sebesar 50 persen hingga 31 Desember 2025 mendatang.

Solusi lain dalam upaya mendongkrak pasar apartemen ini, menurut sejumlah pengamat properti yaitu pengembang perlu mempertimbangkan harga jual maupun sewa yang bisa terjangkau oleh masyarakat.

BACA INI: Summarecon Resmikan Nama Baru Stasiun LRT Kelapa Gading, Gubernur Jakarta Sebut Konektivitas Transportasi Jakarta Meningkat

Pembangunan apartemen atau kondominium berbasis transit oriented development (TOD) bisa menjadi pilihan terbaik. Data Knight Frank menunjukkan, penjualan apartemen berbasis TOD mencatatkan kenaikan 3 sampai 7 persen (yoy) pada tahun 2024 lalu, ini melampaui rata-rata apartemen secara umum.

Namun, apartemen atau kondominium yang berbasis transit oriented development (TOD), juga harus dilengkapi dengan kehadiran transportasi umum yang memiliki konektivitas luas dengan berbagai fasilitas umum.

Mengingat daya beli masyarakat yang masih rendah dan kondisi ekonomi global dan lokal yang masih belum cerah, maka pengembang dalam membangun apartemen, wajib menentukan segmen pasar yang tepat serta melihat apa yang menjadi kebutuhan dasar publik saat mereka tinggal di apartemen.
Apartemen
Simak dan ikuti terus perkembangan berita terbaru dan informasi seputar dunia properti dan bahan bangunan melalui ponsel dan laptop Anda. Pastikan Anda selalu update dengan mengklik koranproperti.com dan google news setiap hari.
Hotline Redaksi (WA) 0812 8934 9614
Email: redaksi@koranproperti.com

 

 

 

 

FacebookXLinkedInWhatsApp
Tags: Adrianto P AdhiApartemenBerita ApartemenBerita PropertiBerita SummareconColliers IndonesiaFerry SalantoJabodetabekJLLJones Lang LaSalle (JLL)Knight FrankKondominiumKoranproperti.comKumpulan Berita ApartemenKumpulan Berita SummareconLiputan KhususPasar ApartemenPasar kondominiumPPN DTPPT Summarecon Agung TbkPulau JawaSMRASummareconTim RedaksiTODTransit Oriented DevelopmentYunus Karim
Previous Post

Heboh! Calon Konsumen Klaster Anthura di Makassar Penasaran, Apa sih Keunggulan Spek Bangunannya?

Next Post

Menteri PKP Panik? Kejar Target Program 3 Juta Rumah, HIPMI Diminta Segera Manfaatkan KUR Perumahan

Next Post
PKP

Menteri PKP Panik? Kejar Target Program 3 Juta Rumah, HIPMI Diminta Segera Manfaatkan KUR Perumahan

Please login to join discussion
  • Tentang KoranProperti.com
  • Redaksi KoranProperti.com
  • Pedoman Media Siber
  • Karir

© 2024 Koran Properti

No Result
View All Result
  • Liputan Utama
  • Liputan Properti
  • Liputan Produk
  • Liputan Khusus
  • Kolom
  • Lipro TV
Hotline : (+62) 812 8934 9614
Email : redaksi@koranproperti.com

© 2024 Koran Properti